Sabtu, 23 April 2011

CINTA, KASIH DAN SAYANG MANUSIA


 CINTA KASIH

Apakah Anda pernah merasakan cinta? Ya pasti anda pernah merasakan hal itu terlepas itu kepada Tuhan, orangtua atau lawan jenis. Kita ambil contoh tali cinta kasih yang dibangun oleh dua insan manusia yang berbeda jenis kelamin dalam ikatan pernikahan. Tak semata-mata mereka mengambil keputusan menikah jika tak ada rasa cinta diantara keduanya (idealnya pernikahan memang dilandasi rasa cinta tapi masih ada saja yang dilandasi paksaan).
Sebenarnya apa sih CINTA itu? KASIH apa?
Check it out !!
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
  1. Cinta bersifat manusiawi
  2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
  3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Anda tahu televisi? Nah, apa unsur-unsur dari televisi? Ya, monitor, speaker dan komponen-komponen elektro di sebelah dalam. Begitupun dengan cinta. Cinta juga selalu menyatakan unsur  - unsur dasar tertentu yaitu:
  1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
  2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
  3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
  4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
  • Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
  • Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
  • Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Segala sesuatunya di dunia ini saling berpasangan, ada besar ada kecil, ada pria ada  wanita dan ada normal ada abnormal. Begitupun dalam cinta kasih yang berujun padasifat abnormal. Abnormalitas menurut Dra. Kartini dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
  1. Dorongan Seksual yang abnormal
    • Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya.
    • Perzinahan (adultery) merupakan relasi seksual yang dilakukan oleh pria atau wanita yang tidak sah secara agama dan hukum.
    • Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara kekerasaan atau paksaan.
    • Bujukan (seduction) merupakan bujukab atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.
  2. Partner Seks yang abnormal
    • Homoseksualitas, terhadap sesama jenis.
    • zoofilia, terhadap hewan.
    • Pedofilia, Terhada anak di bawah umur.
    • Geronto-seksualitas, Pria terhadap wanita tua.
  3. Dalam pemuasan dorongan seksual
    • Voyeurism atau Peeping Tom, dilakukan seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang lain telanjang.
    • Transvestutisme, merupakan gejala pathologis yang memekai pakaian lawan jenis.
    • Transseksualisme, terjadi pada sesorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan kenyataan.
Macam macam cinta, yaitu:
1.      Cinta kasih antar orang tua dan anak
2.      Cinta kasih antara pria dan wanita
3.      Cinta kasih antara sesame manusia(persahabatan)
4.      Cinta kasih antara manusia dan tuhan
5.      Cinta kasih manusia dan lingkungannya
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan merupakan realisasi dari cinta dan bias menimbulkan kreativitas para pelaku percintaan. Seperti, terciptanya lirik atau puisi yang indah bagi pasangannya.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
  • Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
  • Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
  • Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.

PEMUJAAN

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.

Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan dengan cara pemujaannya masing-masing.










































Rabu, 30 Maret 2011

General Education

GENERAL EDUCATION
A. Pengertian General Education
General Education adalah Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Bisa juga disebut program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa.
Menurut Wolfgang      Klafki,   General  Education     merupakan pengembangan   daya    kemampuan       mnnusia,     pendidikan     komprehensif  untuk meningkatkan      kemampuan       intelektual-rasional   (kognitif  ),  emosional   yang   penuh kesadaran (afektif) dan keterampilan dalam arti yang seluas-luasnya (kognitif -afektif dan psikomotor) dan berlaku untuk semua orang secara umum.
Pendidikan Umum merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati dan tangan
(sasaran yang disentuh : rasio, rasa dan tingkah laku)
B. Latar Belakang Lahirnya General Education
Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.
1. Di luar negeri (khususnya di Amerika)
Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun 1958, program studi general education di Amerika, dilatarbelakangi oleh empat hal, yaitu :
1. Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
2. Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas
3. Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa
4. Sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.
Pada abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern telah menghasilkan para saintis dan teknokrat yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang.
Padahal menurut Philip H. Phenix (1964:6), enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa :
1.      Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung
2.      Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
3.      Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
4.      Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
5.      Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
6.      Makna synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat
Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan umum).

2. Di Indonesia


                       



                   






Global Impact


Dalam global impact ini, masyarakat harus memiliki filter dari semua pengaruh faktor-faktor di atas. Gambar lingkaran pada masyarakat menunjukan filter terhadap pengaruh faktor-faktor itu.
Filter dalam masyarakat dapat berupa:
1. Landasan Rohani bangsa
2. Landasan filsafat (pancasila)
3. Landasan histories (sebagai pengingat).
General Education / Pendidikan Umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi/mata kuliah yang dulu disebut MKDU. MKDU di bagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. MPK (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidkan Kewiraaan Nasional). Ada 3 misi utama MPK: 1) Transfer of Knowledge, 2) Transfer of Culture, dan 3) Transfer of Value
2. MBB (Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD dan IAD) dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
Kelompok bahan kajian dan pelajaran ini untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (agama, ISBD, Pancasila)
Kelemahan hasil pendidikan modern, yaitu: telah menghasilkan saintis dan teknokrat yang handal tetapi tidak memiliki integritas kepribadian yang matang.


Sistem pendidikan sekuler, ditandai oleh penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi yang berlebihan. Pelaksanaan sistem pendidikan cenderung hanya memahami manusia pada aspek tertentu saja, aspek-aspek yang lainnya diabaikan, yang hasilnya berpengaruh pada pola pikir, pola sikap, pola hidup dan perilaku.

MBB-ISBD SEBAGAI GENERAL EDUCATION DI PT
Pendidikan Umum (General Education) di Indonesia merupakan studi (bidang kajian)yang membekali peserta didik berupa kemampuan dasar tentang pemahaman, penghayatan dan pengalaman nilai-nilai dasar kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan, sebagai pribadi, anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan sebagai bagian dari alam.

VISI ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

MISI ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.


KOMPETENSI ISBD
Menjadi ilmuwan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.


TUJUAN ISBD
Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.
Mahluk sosial yang beradab dalam mempraktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya.

LANDASAN MBB-ISBD DIAJARKAN DI PERGURUAN TINGGI UMUM
Landasan Historis
Nenek moyang kita orang beragama, terbukti dengan peninggalan sejarahnya
Memiliki warisan bedaya dan peradaban tinggi
Bangsa Indonesia dikenali sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran, bergotongroyong
Landasan Filosofis
Bangsa Indonesia memiliki falsafah hidup pancasila, yaitu:
Ketuhanan yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Landasan Yuridis
UUD 45 Pasal 30, 31
UU No 20 TH 2003 ttg Sisdiknas
Kep.Mendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002) ttg Kurikulum Inti
KEP.Dirjen Dikti. No 30/DIKTI/Kep/2003 ttg Rambu-rambu Pelak MPK di PT
Surat Edaran Dirjen Dikti : No 1058/D/T/ 2003 ttg PelakKep Dirjen Dikti No 30
KEP. Dirjen Dikti : No 29/DIKTI/Kep/2004 ttg Pengangkatan Tim Pembina Kel MPK dan MBB
Landasan Pedagogis
Tujuan pendidikan adalah mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya diperlukan suatu proses secara terencana, terus menerus dan berkesinambungan (disebut proses pendidikan)
Kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan pengetahuan, nilai religi, dan social budaya
Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang beragama, berdaulat, dan bermartabat.

TUJUAN PENDIDIKAN UMUM (MKU) DI PERGURUAN TINGGI:
Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat, bangsa dan agama
Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di dalam masyarakat
Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berfikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi.
TUJUAN MATA KULIAH UMUM:
Menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi
Berjiwa pancasila, sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila (ingat butir-butir pancasila) dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
Taqwa kepada Tuhan YME, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain
Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan pertahanan keamanan
Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.




Minggu, 06 Maret 2011

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Manusia yang baik ialah manusia yang dapat mengamalkan ilmu yang dimilikinya walaupun hanya sedikit. Oleh karenaitu, agar segala materi dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar ini dapat bermanfaat bagi semua maka alangkah baiknya kita gunakan konsep 5 M:
MENGETAHUI
MENGERTI
MEMAHAMI
MENGHAYATI
MENGAMALKAN (AKTUALISASI DIRI)
Hal penting yang perlu diingat juga bahwa kita adalah seorang mahasiswa yang terkenal dengan istilah ‘Agent of Change’. Maka dari itu, sarjana yang diharapkan adalah sarjana yang memiliki 3 kemampuan:
  • .       Kemampuan Personal
  •     Kemampuan Akademik 
  •         Kemampuan Profesional
Dengan 3 kemampuan yang dimiliki tadi maka kita akan termasuk ke dalam manusia unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai iptek, dan memiliki komitmen tinggi untuk berbagi peran sosial. Seharusnya nilai-nilai ini telah dimiliki oleh bangsa kita karena pada hakekatnya bangsa Indonesia memiliki kepribadian:
1.       Sadar akan hak dan kewajiban dan tanggung jawab etis moril dan politis
2.        Mentaati hukun dan UUD ‘45
3.        Memiliki tekad perjuangan untuk mencapai taraf kehidupan bangsa
4.       Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
5.       Mampu menilai ulang budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa

Perbandingan Remaja Saat Ini dengan Remaja pada Zaman Rosulullah 
Potret buram generasi saat ini

  • tawuran antar pelajar







      

    seks bebas


    narkoba
     









geng motor

    
mabuk mabukan












Sedangkan pada zaman Rosulullah, para pemuda telah menjadi pengikut Islam dan penggerak dakwah Islam pada usia yang relatif muda seperti:
        Ali bin Abi Thalib pada usia 8 tahun 
       Zubair bin Al-Awwam  pada usia 8 tahun 
       Thalhah bin Ubaidillah pada usia 11 tahun 
       Arqam bin Abi Al-Arqam pada usia 12 tahun 
       Abdullah bin Mas’ud pada usia 14 tahun 
       Sa’id bin Abi Waqash pada 17 tahun


 Kondisi Pendidikan Saat Ini
1.            Arah pendidikan kurang jelas
2.           Pendidikan sebagai brang mahal
3.           Pendidikan tidak merata
    4. Penyelewengan dana cukup tinggi
5.          Kurang penghargaan terhadap guru atau dosen
6.          Kualitas atau kuantitas guru/dosen rendah
7.         Pendidikan kepribadian kurang mendapat perhatian perhatian serius
8.          Mencetak tukang

Kondisi Masyarakat Saat Ini
1.       Egois
2.       Individualis
3.       Materialistis
4.       Sekuler
5.       Hedonis
6.       Krisis akhlak
7.       Agama sebagai symbol


Karakteristik Masyarakat Madani (Visi Indonesia 2020)
Masyarakat yang:
1.       Religious
2.       Demokrasi
3.       Kepastian hokum
4.       Egalitarian
5.       Penghargaan terhadap Human dignity
6.       Kemajuan budaya dan bangsa dalam satu kesatuan

HOMOHUMANUS
Memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Manusiawi, yaitu sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak-haknya, ( harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, ssesuai dengan fitahnya sebagai makhluk tuhan)
2.      Berbudaya, yaitu perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Allah
3.      Halus, yaitu kehalusan bertingkah laku, perbuatan, lemah lembut, sopan santun, budi bahasa, dan beradab (akhlak).


          
     
Sumber : Hand Out Ilmu Sosial Budaya Dasar by Ana Maulana, M.Pd

               http://massofa.wordpress.com/2008/10/21/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/